- Home >
- Pengertian Subnetting Classful dan Classless
Posted by : novans-565.blogspot.com/
Rabu, 11 Februari 2015
Pengertian Subnetting Classful dan Classless
Classful
secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau
"menggunakan kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan
IP classful dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP berdasarkan
kelas". Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan IPv4 yang
dibagi menjadi kelas A, B, C, D, dan E. Pengalokasian host pada jaringan dengan
menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protocol RIPv1
dan IGRP, dimana protocol ini tidak mempunyai field untuk menyimpan informasi subnet sehingga
informasi-informasi subnet tidak dikirimkan.
Classfull
juga merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas dimana IP address
(yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni:
Address
kelasA
1
bit pertama IP Address-nya“0”
Address
kelas B
2
bit pertama IP Address-nya“10”
Address
kelas C
3
bit pertama IP Address-nya“110”
Address
kelas D
4
bit pertama IP Address-nya“1110”
Address
kelas E
4
bit pertama IP Address-nya“1111”
b. Classless
Classless
secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau "tidak
menggunakan kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP
classless dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP tanpa mengenal
kelas" dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing (CIDR) atau
juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format pengalamatannya
adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian diikuti
dengan variabel panjang prefiks. Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan
subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan
EIGRP) yang dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat
sejumlah alamat host/IP.
Metode
classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak
diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter
Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP
address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga
denganNetwork Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP
Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang
menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Contoh:
192.168.0.0/24
c. Subnetting
Pada
dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP
dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet.
Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin
banyakjumkah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk
mendefinisikan hostbit.
Subnetting
adalah teknik untuk membagi atau memecah atau bahkan untuk memotong blok IP
address IPv4 pada kelas A,B, dan C menjadi blok IP address yang lebih kecil.
Subnetting juga merupakan pembagian sebuah jaringan ke dalam beberapa
subjaringan (sub-network = subnet) yang lebih kecil dimana masing-masing
memiliki alamatnya sendiri. Secara umum terdapat beberapa tujuan dari melakukan
subnetting, yaitu:
a.
Untuk mengefisienkan jumlah host
dalam jaringan kecil dimana jumlah hostnya tidak sampai 254 buah.
b.
Untuk mengurangi kepadatan lalu
lintas jalur data pada jaringan besar yang jumlah hostnya hampir mencapai 254
atau bahkan lebih dengan cara membaginya menjadi beberapa jaringan yang lebih
kecil yang kemudian dihubungkan dengan perangkat router.
c.
Untuk memotong jumlah host yang
dapat terhubung ke jaringan dengan alasan keamanan.
d. CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Perhitungan
subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing
dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum
membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR. Pada
tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IPAddress yang
dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR),metode ini
menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagainetwork prefix,
panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yangdigunakan
sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkanpada semua
kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif.Menggunakan
metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidakberkelas
sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Notasi
slash seringkali digunakan dalam classless addressing yang dikenal sebagai
notasi CIDR (classless inter-domain routing). Sebelumbnya diketahui bahwa mask
tersusun atas sejumlah bit 1 diikuti oleh sejumlah bit 0.
Contoh :
255.255.255.224
atau
11111111 11111111 11111111 11100000
Di dalam mask tersebut terdapat
sebanyak 27 bit 1
Penulisan
alamat dalam notasi CIDR untuk classless addressing ditunjukkan seperti berikut
:
A.B.C.D/n
keterangan :
n disebut
juga sebagai prefix length
e. VLSM (Variable Length Subnet Mask)
Perhitungan
IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan
suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jikamenggunakan CIDR dimana
suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar
disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan
hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya
atau dengan kata lain sebagai IP address local danIP Address ini tidak dikenal
dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan
internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP
Address berkelas.
Metode
VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP
Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasikekurangan IP
Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA
jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah,
swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya
memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
Dalam
penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi
kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi
persyaratan, routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi
mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol :RIP,
IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP1-2),
semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode
VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. Tahapan perhitungan
menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru
dipecah kembali menggunakan VLSM.
f. IP Public dan IP Private
IP
Public adalah adalah jenis IP yang saat akan menggunakannya harus diregistrasi
(ke badan penyalur IP address tentunya, maksudnya supaya tidak bentrok) karena
IP ini dapat berkeliaran di lalu lintas jaringan internet melewati
router-routernya.
IP
private adalah jenis IP yang saat akan menggunakannya tidak perlu diregistrasi
sebab oleh router (ini semacam penggiring bola di internet) IP jenis ini tidak
akan diteruskan kemana-mana.
Komputer
yang menggunakan IP private tidak dikenal di internet sedangkan yang menggunakan
IP publik dapat dikenal di internet. Yang termasuk IP private adalah yang masuk
dalam kelompok berikut :
10.0.0.1
s/d 10.255.255.254
172.16.0.1
s/d 172.31.255.254
192.168.0.1
s/d 192.168.255.254
mantab lurd
BalasHapusgood job